Rabu, 24 Desember 2008

Sekuntum Mawar untukmu

Aduhai indah nian, ya Allah...,

Mawar yang Engkau hadiahkan untukku. Ia lah permata hatiku, yang menebar sejuk dan harum ke segara penjuru hati hamba. Merah mahkotanya adalah cinta kasih-Mu. Hijau segar kelopaknya adalah kekuatan-Mu untuk diri yang lemah ini. Untai tangkai berdurinya adalah ujian keimananku agar tak pernah sedetik pun berpaling, mencari pengganti Diri-Mu. Aromanya adalah terapi jiwaku yang ingin selalu bersandar pada-Mu, bergantung pada kuasa dan kehendak agung-Mu

Mawar ini adalah bukti betapa sayang-Mu pada hamba, lebih luas dari alam semesta-Mu, lebih dalam dari samudera biru-Mu, lebih lembut dari sutera surga-Mu, lebih kokoh dari langit dan bumi-Mu. Betapa elok rupanya, membuat mata zhahir dan bathin hamba tak kuasa menahan haru. Air mata cinta mengalir, menyejukkan wajah dan hatiku, saat kunikmati keindahannya. Saat sendiri di tengah malam, saat terbina dalam ukhuwah, adalah saat saat terindah ketika sang mawar mekar bersemi menebar harum yang terus mewangi

Engkau telah tetapkan ya Allah... 

Mawarku juga untuk hamba-Mu, teman hidupku. Saat ini, hanya Engkau yang Maha Tahu rahasia itu. Kepada siapa kurangkaikan mawar terindah ini, agar terjalin dua kuntumnya di dua hati yang bersatu selamanya, agar sempurna jalan yang harus ditempuh dalam kemuliaan agama-Mu, agar tentramnya selalu bercahaya di sepanjang jalan menuju ridha-Mu.

Terkadang hati ini gundah dan tak sabar menunggu. Saat itulah sejatinya, Engkau menguji kesetiaanku pada-Mu. Saat itu pula, musuhku yang paling nyata menertawakan kelemahanku. saat tanpa sadar, kaki ini melangkah menjauh dari-Mu, saat tanpa sadar, hati ini berharap pada makhluk-Mu, bukan pada-Mu. Ampuni hamba, ya Allah. Sungguh, hamba tidak tahu, sedang Engkau Mengetahui segalanya. Engkau mengetahui yang terbaik untuk hamba-Mu.

Aku hanya bisa mengerahkan ikhtiar dan menghulurkan doa. Harap dan cemas berpadu, tunduk di bawah kebesaran-Mu. Rabbii.., aku tak berharap kesempurnaan, tetapi hamba merindukan harmoni yang selalu menggubah nada-nada cinta-Mu, di dalam mahligai mawar yang terangkai indah. Rabbii..., aku tak mau melayang dalam angan yang panjang. Karenanya, hamba memohon kekuatan dan ketegaran agar terjaga dalam kekhusyukan, membara dalam persiapan jiwa dan raga, menanti hari yang tak pernah dilupakan. Itulah hari, saat hamba mengucapkan dan Engkau pun menyaksikan ; Sekuntum mawar ini kurangkaikan untukmu, teman sejatiku..

by heartofalfikr


24/12/2008, 12.13am

Rabu, 17 Desember 2008

Jalan CINTA para pejuang

di sana, ada cita dan tujuan 
yang membuatmu menatap jauh ke depan 
di kala malam begitu pekat 
dan mata sebaiknya dipejam saja 
cintamu masih lincah melesat 
jauh melampaui ruang dan masa 
kelananya menjejakkan mimpi-mimpi 

lalu disengaja malam terakhir 
engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu 
melanjutkan mimpi indah yang belum selesai 
dengan cita yang besar, tinggi, dan bening 
dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja 
dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali 
dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati 

teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang 
menebar kebajikan, menghentikan kebiaaban, menyeru pada iman 
walau duri merantaskan kaki, 
walau kerikil mencacah telapak 
sampai engkau lelah, sampai engkau payah 
sampai keringat dan darah tumpah 

tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum 
di jalan cinta para pejuang 


Salim A. Fillah 

Kamis, 04 Desember 2008

terluap oleh Kerinduan

Perjalanan waktu tidak akan pernah berhenti meski sekejap pun. Begitu pula dengan derap kehidupan kita. Berhenti berarti mati. Namun mau tidak mau kematian itu tetap akan mengintai kita. Tinggal kita memilih akan mengisinya dengan lembaran kebaikan ataupun dengan dosa-dosa.

Lama sudah kakak tidak bertemu kalian (adik2 Rohis SMP & SMA-ku). Tanpa terasa hati ini pun sudah terluap oleh kerinduan. Banyak kelemahan yang masih 'bersarang' pada diri kakak sehingga masih sering meninggalkan kalian dengan sangat jarang ke sekolah. Tetapi benang ukhuwah ini akan terus kakak rawat dan kakak pintal dalam desahan munajat kakak kepada ALLAH. Karena berada diantara keluh kesah, semangat, sedih dan ceria kalian adalah momen yang begitu indah yang Allah berikan...


041209, 11.50pm. Tower city

Selasa, 25 November 2008

Jadikan dakwah sebagai ruh kalian di dunia

Sahabat...
Jadikan dakwah sebagai ruh kalian di dunia
Jadikan dakwah sebagai rumah tinggal kalian di dunia
Jadikan dakwah sebagai tugas utama kalian di dunia
Jadikan bahwa hanya dengan dakwah diri kalian begitu bahagia
Jadikan bahwa tanpa dakwah kalian begitu menderita
Sahabat Jalan dakwah inilah yang membedakan kita
Dengan para pendusta ayat-ayat-Nya
Dan jika engkau hidup di dunia ini tidak untuk tegakkan risalah-Nya
Itu artinya engkau pun sama dengan mereka
Yang lebih menyukai neraka ketimbang surga
Tidak ada setitik harapan pun yang kelak dirugikan
Tiada seberkas amal pun yang tiada mendapat balasan
Tapi di dalamnya penuh ujian dan batu karang
Dan engkau harus yakin penuh akan janji Allah
Tapi di dalamnya tidak lekas kau dapatkan keindahan
Dan engkau harus yakin bahwa inilah jalan kebaikan
Sahabat...
Janganlah terlena dengan kesenangan fana
Janganlah terlena dengan gemerlapnya dunia
Sahabat...
Jangan sia-siakan hidup di dunia
Bangun rumah dakwah Jika kau diluaskan harta,
kembalikan di jalan dakwah Jika kau diluaskan waktu
hibahkan di jalan dakwah Jika kau diluaskan tenaga
berikan untuk lapangnya jalan dakwah Jika kau diluaskan pikiran
gunakan untuk merenungi ayat-ayat-Nya Jika kau diluaskan usia
maksimalkan berikan yang terbaik untuk-Nya
Jangan jadikan dakwah sebagai kegiatan sampingan
Jangan jadikan dakwah sebagai hiburan
Jangan jadikan dakwah sebagai ajang gaul sesama teman
Jangan jadikan dakwah sebagai pengisi waktu luang
Jangan jadikan dakwah sebagai sarana memburu uang
Karena kelak yang kau dapatkan adalah jahannam
Sebagai balasan atas kemusyrikan yang kau jalankan

*Jazaakallah sahabatku


Jepit sandalku...

Sabtu, 18 Oktober 2008

CINTA dan benci

Cinta dan Benci merupakan permasalahan hati yang sama namun perbedaan adalah terletak pada “cinta” harus dipendam [cukup simpati=simpan dalam hati] dan dijaga kerahasiaannya. Masalah cinta itu sampai ke “si dia” atau tidak itu urusan Yang Maha Mencintai. Sedangkan kebencian harus di Tabayyun agar ukhuwah tetap terjaga. Sepakat?

18/10/2008. 17.35pm

Sebatas Hormat

Ku tahu beban berat terukir dari tiap katamu
dan lelah ragamu…dari hembusan nafasmu
dan peluh keringatmu…
hhh…andaikan ku dapat meringankannya…
dan air matamu yang berlinang…
andaikan ku dapat menghapuskannya
tapi apa daya…
ku hanya manusia dengan segala keterbatasan
yang tak halal memandangmu

kadang mata ini mencuri-curi
mencari keberadaan sosok itu
begitu menatapnya…kutersipu malu
aku malu pada malaikat yang tak lelah mengawasiku
ku semakin menunduk, takut pada Yang Maha Pencemburu

Memori suka duka dan lara itu
akan terukir dalam..pada jiwaku
dan akan menjadi pelajaran yang berharga
yang terekam mjd kenangan terindah

antara aku dan engkau
seperti matahari dan bumi
matahari selalu menyinari bumi
dan bumi akan selalu menghormati matahari
meski sinarnya kadang terasa terik dan panas
bumi mencintai matahari
dan matahari pun mencintai bumi
tapi mereka biasa…tak pernah ada rasa ingin bersatu
karena cinta mereka sebatas ketaatan pada Ilahi
dan sebatas rasa hormat

"untuk orang yang kuhormati
maafkan bila aku hanya dapat meringankan

beban jiwa dan lelah ragamu
melalui untaian doa
di setiap tengadah tannganku"

Definisi CINTA

CINTA adalah kekuatan
yang mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah malang jadi untung
mengubah sedih jadi riang
mengubah setan jadi nabi
mengubah iblis jadi malaikat
mengubah sakit jadi sehat
mengubah kikir jadi dermawan
mengubah kandang jadi taman
mengubah penjara jadi istana
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah
itulah cinta
sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar
namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri
meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang
namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang
sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan percintaan

Untuk Ibu Ku :

Ibuku….Kau mencintaiku
seperti bumi mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah menanggung beban derita
tak pernah lelah menghisap luka

kau mencintaiku
seperti matahari mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah membagi cerah cahaya
tak pernah lelah menghangatkan jiwa

kau mencintaiku
seperti air mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah membersihkan lara
tak pernah lelah menyejukkan dahaga

kau mencintaiku
seperti bunga mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah menebar mekar aroma bahagia
tak pernah lelah meneduhkan gelisah nyala

“diambil dari novel ketika cinta bertasbih”

Selasa, 02 September 2008

Kalau aku katakan CINTA

Kalau aku katakan CINTA
aku takut ia hanya KHAYALAN biasa,
Jika kusebut SUKA,
aku risau jika ia hanya DUSTA,
Namun aku juga tidak tahu MENGAPA...
hatiku terikat padamu,
diriku sangat mengharapmu,
tanpa sebab, tanpa kata,
jiwaku seakan berada padamu,
namun tetap terbelenggu dengan MENGAPA,
masih takut dengan DUSTA,
risau jika ini adalah CINTA,
takut jika ini hanyalah SUKA,
semata-mata KHAYALAN yang menipu daya

2 ramadhan 1429 h, 11.02pm

Andai aku bukan Aktifis...

Ga perlu ngerasa sebel sama pemimpin yang sering sok tau terhadap kondisi lapangan, mengambil kebijakan irasional.
Padahal mereka cuma bintang-bintang yang bergelantungan di langit da'wah sekolah/kampus tanpa pernah menapak bumi. Tanpa merasakan perihnya tertusuk duri atau kerikil tajam di tanah yang becek.
Andai aku bukan aktifis...
Ga perlu menghadiri rapat poci-poci tak terarah yang ga menghasilkan sedikitpun perbaikan, selain makin bertambahnya robot lapangan yang cuma tau 'kerja', tanpa diberi kesempatan berpikir. Bertambah utang juga tentunya:(
Andai aku bukan aktifis...
Ga perlu kecewa dengan kinerja orang-orang yang mengaku dirinya da'i, tapi sering pesimis, asal-asalan, dan ga profesional.
Yah...andai aku bukan aktifiiiiis!
Aku akan bebas.
Berekspresi.
Berkreasi.
Berda'wah dengan ceria.
Kutatap gemuruh langit, gemuruh hati,
menggumpal-gumpalkan berbagai fakta kekecewaan.
Sesak.
Benar-benar membayangkan,
Andai aku bukan aktifis...
Pasti aku adalah pasifis, yang kerjanya dari hari ke hari cuma mringis terkikis moleknya dunia yang makin lama makin bengis dan tragis
Andai aku bukan aktifis...
Tak kan mungkin aku bisa menangis haru teringat syurga
Karena syurga hanya mampu terdefinisi oleh padatnya PERJUANGAN.
Andai aku bukan aktifis...
Membaca saja aku susah, apalagi menulis!;p
Di atas tingginya bukit kekecewaan ini, aku ingin berteriak lantang kepada kalian semua :
Woiii, Aktivis..!!
Mas'ul A! Mas'ul B! Aktivis A, B, C,...Z!!
Emang siapa kalian bisa ngejauhin aku dari Allah???
Emang siapa kalian bisa bikin aku memilih mundur dari jalan da'wah???
Rugi banget kalo aku meninggalkan jalan menuju syurga karena aku KECEWA PADA KALIAN..!
Wong nantinya kita dikubur sendiri-sendiri, kok.
dihisab sendiri-sendiri,
diputuskan masuk syurga atau neraka sendiri-sendiri.
karena amalan kita sendiri-sendiri!!
Rugi banget kalo aku meninggalkan jama'ah kebaikan karena aku KECEWA PADA KALIAN..!
Wong amalan kalian ga akan sedikitpun berpengaruh kok pada hisabku,
dan amalanku ga akan sedikitpun berpengaruh pada hisab kalian,
Mo kalian baek kek,
nyebelin kek,
futur kek.
ANE HARUS TETEP ISTIQOMAH, ya gak?;p
Kalian ga kan rugi kalo aku mundur,
Da'wah ga kan rugi kalo aku futur,
Bakal ada puluhan, ratusan, mungkin ribuan orang yang siap menggantikanku.
Satu-satunya yang rugi jika aku keluar, adalah : AKU!
Gosip dari mana da'wah bikin TERKEKANG, GA KREATIF, dsb dst dll??
Keliru ambil kamus tentang definisi kreatifitas kali...?
Inget kan prinsip sejatinya,
SEMUA HAL ITU MUBAH, KECUALI YANG ADA NASH YANG MENGHARAMKAN
so, LAKUKAN AJA SELAMA BELOM DILARANG,
Jangan dibalik, DIEM AJA SELAMA BELOM 'DIPERINTAH'.
Keimanan itu hakikat yang aktif dan dinamis,
yang tercermin dalam amal sholeh dan gerakan.
Jadi, mana mungkin seseorang ngaku beriman kalo untuk beramal aja musti nunggu diobrak-obrak 'para jendral'?
Ane berda'wah buat Allah kok,
bukan buat ente, pak mas'ul, bu mas'ulah..!
Buat Allah! Muara semua tanya..

Sebuah ungkapan perasaan untuk manusia2 yang merasa dirinya hebat...
240808, 09.05pm

Rabu, 06 Agustus 2008

Kalau Kau Benar

Kau katakan kau benar
Kau katakan kami salah
Kau katakan kau telah sesuai
Kau katakan kami telah menyimpang

Kau tuduh kami tidak taat
Kau tuduh kami ketinggalan
Kau tuduh kami penghambat kemajuan gerakan
Kau tuduh kami terjebak pada masa lalu

Kalau kau benar,
Mengapa kau mencintai dinar dan dirham?
Yang diberikan oleh musuh-musuh kita

Kalau kau benar,
Mengapa kau menjustifikasi kebathilan?

Kalau kau benar,
Mengapa kau simpan baju akhlaqmu di dalam peti besi di bawah tanah rumahmu?

Kalau kau benar,
Mengapa kau ejek dan hina orang-orang mulia?

Kalau kau benar,
Mengapa kau jual keikhlasan dan keringat kami kepada musuh-musuh kita?

Kalau kau benar,
Mengapa gaya bicaramu tidak beradab?

Kalau kau benar,
Mengapa kau begitu silau dengan harta benda kemewahan?
Yang dulu begitu kau hina

Kalau kau benar,
Mengapa kau sombong?

Kalau kau benar,
Mengapa perilakumu jauh dari yang kau ajarkan
Bertahun-tahun yang lalu
Di sudut-sudut ruangan yang sederhana

Kalau kau benar,
Mengapa kau gadaikan Islammu?

Kami masih bersabar
Kami tak ingin berpecah belah
Tapi siapa yang kuat menahan begitu lama
Suatu saat kami akan menumbangkan kezaliman
Sampai ke akarnya
Tak akan kami berikan kesempatan bernafas kepadanya
Apakah kezaliman itu ada di luar sana
Atau di dalam rumah kita
Kami tak peduli

Ingat : Akan Kami Tumpas habis !
Tanpa banyak kata dan cerita
Kalau perlu dengan tangan dan darah kami

Kami tak peduli, karena

KAMI SUDAH MUAAKKK..!!!!

*Kiriman dari K'Tomy



Persahabatan ini...

IA menciptakan kita,
dari sebentuk cinta
kemudian mengumpulkan kita
di sebuah ladang amal bernama persahabatan

Di antara kita
terhampar perbedaan
tertulis perselisihan
terdapat perbedaan-perbedaan
terlukis persahabatan

Waktu mempertemukan kita
waktu juga yang memisahkan kita
namun tak sedikit pun
mencerai-beraikan hati kita yang tlah menyatu

Dan mungkin persahabatan ini akan diuji
oleh waktu yang akan terus berjalan
Dan mungkin perasaan ini akan diendapkan
oleh waktu yang mungkin akan berhenti
tapi yakinlah itu bukan sekarang…
dan lingkaran persahabatan ini,
akan berputar hingga nafas terakhir
terima kasih untuk persahabatan ini

*Kiriman dari sahabatku...
Jazaakallah atas persahabatan selama ini...

Kamis, 10 Juli 2008

NASYID SEBAGAI JALAN PERJUANGAN

oleh : Afwan Riyadi

Entah mengapa, beberapa tahun belakangan kok saya merasa nasyid kehilangan maskulinitas-nya.
Mungkin kegelisahan ini sudah jadi masalah umum yang sering diangkat banyak teman-teman yang peduli dengan perkembangan nasyid Indonesia. Saya sendiri pernah menulis artikel di majalah AL-IZZAH menyoal masalah ini.
Tapi, harus diakui, sebagian besar pecinta nasyid datang dari kaum hawa. Mereka memang dikenal impulsive buyer dan mudah menjadi sangat loyal pada sesuatu. Termasuk nasyid.
Bisa jadi, banyak tim nasyid kemudian mencoba membidik pasar kaum hawa ini sebagai fokus utamanya. Maka tak heran, belakangan nasyid2 bertema cinta (yang biasanya sangat disukai kaum hawa) berani bermunculan.
Maaf, bukan saya anti kesetaraan gender atau anti-emansipasi. Karena ada juga akhwat2 tangguh berjiwa pejuang. Saya ingat, dulu saat demo Reformasi di Solo, ada seorang akhwat yang berani menghadang tank seorang diri!
Tapi, betapapun, pasar utama nasyid memang kaum hawa. Dan tema cinta, biasanya jadi tema yang disukai.
Kalau saya ditanya, bagaimana nasyid menurut saya, jawaban saya satu. NASYID ADALAH JALAN PERJUANGAN SAYA.
Mungkin orang2 memandang remeh apa yang saya perjuangkan. Mau berjuang kok lewat lagu? Mana lagunya gedebak gedebuk begitu?
Tapi lebih dari dasawarsa saya menggeluti nasyid, dia benar-benar menjadi ekspresi perjuangan saya.
Pernah dua kali dalam episode hidup saya, akses dakwah saya diputus. Potensi saya dimatikan. Tapi saya menolak untuk mati. Saya masih ingin hidup dalam dakwah, dan berkontribusi menghidupi nafas dakwah.
Jadilah, saya fokus menggarap nasyid.
Hasilnya?
Salah satunya adalah album KEMBALI. Andai kawan2 tahu, apa cerita asli dibalik album itu, pasti tidak akan heran, mengapa album itu begitu meledak di pasaran nasyid yang underground, sepi dan tanpa publikasi.
Album itu pernah dicetak ulang sebanyak 25.000 keping setiap bulan dalam tempo 3 bulan saja! Di awal peluncurannya, dia terjual 6.000 keping hanya dalam seminggu. Bahkan sering, pembeli harus indent untuk mendapatkan kaset ini.
Padahal musiknya masih kacau balau. Suara saya masih parau. Nadanya fals. Tapi mengapa?
Inilah hasil ekpresi perjuangan kami. Ekspresi jujur, tanpa tendensi. Kami di Izzis ketika itu, adalah kaum buangan yang di marjinal-kan. Dan suara orang-orang terbuang itulah, yang mungkin Allah dengar dan disampaikan-Nya kepada jiwa-jiwa pendengarnya.
Ah, andai saya bisa menceritakan semua..
Kembali kepada kegelisahan saya di awal kalimat diatas; saya tidak dalam posisi mencoba mengubah wajah dunia nasyid sekarang yang kelihatan lebih feminim.
Saya coba bersikap lebih moderat, biarlah pecinta nasyid dan pelakunya yang menilai dan berbuat semau yang mereka mau. Asalkan nasyid masih bersyahadat, saya akan mencoba sepakat.
Tapi izinkan saya, berkumpul bersama pelaku-pelaku nasyid maskulin. Yang masih memandang nasyid adalah jalan perjuangan; bahkan medan perang!
Perang terhadap ghazwul fikri yang melumat jiwa-jiwa kita. Perang terhadap misi-misi setan dibelakang kemeriahan gemerlap panggung hiburan.
Doakan.. Kami lemah tanpa doa-doa kalian

Jumat, 04 Juli 2008

Surat Bagi Sang Pembelajar...

Bacalah dengan mata hati sahabatku...

Kepada yang Ibu cintai sepenuh hati
Buah hatiku ….

Assalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokatuh

Bagaimana kabarmu sayang… Ibu harap ananda selalu dalam lindungan Allah . Ibu terpaksa menulis surat ini… rasa kangen di dada Ibu ini rasanya sudah tak tertahankan lagi sayang. Ibu minta maaf …kalau kedatangan surat Ibu ini mengganggu ananda. Maafkan Ibu kalau surat ini membuat ananda malu dengan teman-teman. Sungguh…tidak ada niat Ibu seperti itu….hanya untuk melepas kangen Ibu pada ananda.

Sayang….ingin rasanya Ibu menjengukmu ke sana. Wajah ananda selalu muncul di mimpi Ibu. Tapi niat Ibu itu selalu Ibu kubur dalam-dalam. Hanya satu alasan Ibu sayang…. Ibu ingin anak Ibu bisa mandiri …..Ibu ingin anak Ibu bisa merenungi kesendirian tanpa kehadiran Ibu disamping ananda.

Ketika wajah lucu ananda yang mungil baru muncul di dunia ini, hanya satu do’a Ibu saat itu… “Duhai Allah… Engkaulah yang menggenggam takdir anakku ini. Aku mohon ya Allah jadikan anak yang ada dihadapanku sebagai anak yang sholeh…. Jadikanlah ia anak yang bisa membahagikanku kelak dihadapan-Mu ya Allah…. Jadikanlah ia anak yang dapat membuatku bangga kelak di hadapan-Mu ya Allah. Pertemukan kami kelak di surgaMu ya Allah . Jangan Engkau pisahkan kami ya Allah. Jangan Kau biarkan aku memasuki surga-Mu tanpa anak ini disampingku”.

Sampai sekarang Ibu selalu ulang-ulang doa Ibu itu. Ibu sangat berharap doa Ibu itu menjadi kenyataan. Dan sekarang Ibu mulai yakin bahwa anak Ibu adalah anak yang shaleh. Kesediaan ananda menuntut ilmu di negeri seberang membuat Ibu yakin bahwa do’a itu akan menjadi kenyataan. Sungguh bahagiaaaa ..sekali hati Ibu ini.

Anak-ku yang sholeh…..Ibu tidak tahu berapa lagi Ibu diberi kepanjangan umur oleh Allah . Ibu merasa Ibu sudah tua. Ibu merasa malaikat maut tidak lama lagi akan datang menjemput Ibu. Mungkin surat ini surat terakhir Ibu untuk ananda. Mungkin ketika ananda pulang, Ibu sudah tidak ada lagi di rumah. Maafkan Ibu ya sayang….kalau selama ini Ibu banyak salah sama ananda.

Maafkan Ibu kalau Ibu sering marah dengan ananda. Nyuruh ananda mengaji, belajar, puasa, sholat yang mungkin ananda merasa nggak suka. Jangan dendam pada Ibu ya sayang.. Bantu Ibu dengan do’a-do’amu ya sayang. Hanya do’a ikhlas yang Ibu harapkan dari ananda. Hanya do’a ananda, amal jariyah dan kerja dakwah Ibu selama ini yang dapat meringankan beban Ibu di hadapan Allah kelak.

Ananda tersayang….Ibu titip… rawat Ayah dengan baik ya sayang. Sayangi beliau sebagaimana ananda menyayangi Ibu selama ini. Ayah sudah bekerja keras supaya ananda bisa sekolah seperti teman-teman yang lain. Buatlah Ayah bahagia dengan keshalehan dan budi pekerti yang baik. Jangan sakiti hatinya sedikitpun ya sayang…

Salam rindu dan sayang selalu …

Wassalamu ‘alaikum warahmatulLaahi wabarakaatuh

* Jazaakallah ustadz..telah menyadarkan ana. Akan kujadikan seorang ibu sebagai bara api semangat dalam berdakwah

*) hanya air mata yang mengalir membaca ini.....Ibu..maafkan nanda, nanda janji akan menjadi anak yang sholeh seperti harapanmu....

Lukisan kata untukmu Murobbiku...


Ada Sejuta rasa bergelayut disini..
Ketika engkau datang

dengan senyuman Ukhuwah yang begitu menyentuh…

Tak bisa kutebak semua kata yang terlamun disini…
Karena telah banyak engkau ukir dalam sanubari dan ruang gerakku…

Semua rembulan yang pernah singgah dalam titian mimpi
Menuliskan kisah didikanmu yang penuh dengan keikhlasan…

Engkau mungkin tak pernah tahu..
Bahwa noda ini mampu kau sisihkan secara perlahan

Mampu kau buat prasasti cinta dalam relung anak didikmu…

Atau bahkan kau tak pernah menyadari..
Bahwa titik-titk ilmu yang kau hamburkan
menjelang malam dirumah Allah itu

Begitu subur tumbuh dalam geliat dakwah muttarabbimu…

Aku menyadari…
Memimpikan engkau menjadi ayahku
adalah sebuah hal yang tak mungkin..

Namun peranmu yang terhamburkan dalam perjuangan mentari

seakan menguatkan langkahku untuk terus bergerak…

Aku bahkan sangat Memahami…
Menginginkan engkau menjadi kakakku

seperti mengharapkan fatamorgana untuk disentuh..
Tapi, engkau merengkuhku dalam dekapan hangat
penuh cinta dan Ukhuwah…


Semua terasa begitu membiru…

Syahdu.. dan tercatat dalam ruang maknaku yang terdalam….

Langkahmu yang tersapu kelabu…
Kadang membuatku jenuh memandang bulir-bulir kata yang tertulis

Namun kau selalu menyambutku dengan riang…

Dalam bahasa qalbu yang tak kuasa untuk kutolak…

Larianmu yang kadang begitu menjauh…
Seakan membuatku tergugu karena tak mampu mengimbangimu

Tapi, kau selalu menghantarkan embun
yang menyapa riang di awal pagi…

Hari Ini…
Semua kenangan tersimpan jelas dalam batinku…

Mencoba menerangkan secara perlahan
tentang semangat perngorbananmu…

Aku mencoba meniti jalanmu..
Dalam geliat takbir yang kususun dideruan hari

Agar suatu saat aku mampu melahirkan karya sepertimu
Bahkan melebihi pelangi yang tergambarkan disilauan mentari…

Semua ingin kuukir…
Karena engkau selalu mengajarkan kepadaku

Agar keikhlasan harus selalu tertanam didalam diri ku…

Untuk Murobbiku….
yang telah menjadi ayah
ketika aku membutuhkan kehadirannya ditemaram senja...

Untuk Murobbiku…
Yang telah mendidikku menjadi seperti ini…

melukiskan idealisme dihatiku…

Untuk Murobbiku…
Yang telah banyak berkorban untuk kami…

Langkah kakimu semoga selalu dikuatkan oleh Allah…

Untuk Murobbiku…
Yang dengan setia mendengar keluh-kesahku

ketika amanah dakwah kurasa begitu berat..

Untuk Murobbiku…
Dengan semua pengabdiannya, cintanya, dan keikhlasannya…

Semoga Allah selalu menganugerahkan hidayah-Nya kepada kita…

Detik ini..
aku sungguh berharap Sang Khaliq
mempertemukan kita dalam jamuan terindah di Syurga-Nya..

*) Aku tak bisa berkata apa2, kecuali...Jazaakumullah khairan Ustadz