Selasa, 03 Juni 2008

Aku lagi enggak mood. Hari ini be-te abis...

tetaplah menjadi bintang di langit.... agar cinta kita berdua abadi.....

Belakangan ini telingaku sering menangkap alunan suara berwarnakan kalimat tersebut. Sedikit banyak ia mampu membuat otakku berputar dan mengorek kembali arsip lama memoriku yang sudah ku delete. namun entah mengapa aku masih bisa merasakan dan bahkan mengaguminya. Mungkin usaha menghapusnya tidak seoptimal kerja-kerja yang kulakukan untuk itu. Otakku memang sudah dimasuki warna yang lebih cerah dan rasa yang nyata. Namun wadah yang kugunakan untuk menampungnya masih terkerat oleh guratan sampah, sehingga masih dekil dan mengotori kebeningan warna baru itu.

Kembali pada kalimat tersebut, rasanya kata-kata itu tidak aneh lagi di telinga kita. Lingkungan tempat kehidupan ini berjalan sudah dipenuhi oleh beragam ranting-ranting kecil yang mengakar pada sebuah pohon besar 'cinta-nafsu'.

Bukan sok filosofi, tapi relitas yang ada dalam setiap alunan lagu, musik, sinetron televisi, bioskop, koran, novel, majalah, tabloid, de-es-be, hanya menekankan masalah percintaan antara satu, dua atau lebih manusia-manusia konyol dan tolol.

Ya.., kita memang konyol dan tolol. Terkadang untuk sebuah arti cinta, kita senantiasa bertingkah laku konyol. Malah ada sebagian yang rela bertolol-tololan ria sampai-sampai merendahkan martabat dan harga dirinya sendiri. Kala itu, pengendali kehidupan dipegang oleh nafsu.

Munafik ? Ha... ha... ha... aku hanya mampu tertawa dan tersenyum. Senyum dalam kemunafikan... Tololkah ? Ya. Aku pun merasa demikian.

Betapa jelas bahwa manusia memiliki hawa nafsu....

kamarku, 03/06/08....lagi pusing

Tidak ada komentar: